TUGAS
Ringkaslah
strategi pertumbuhan dan pembagunan ekonomi berikut :
·
Strategi
usaha minimum-kritis
·
Strategi
pembangunan seimbang
·
Kritik
terhadap strategi pembangunan seimbang
·
Strategi
pembangunan tak seimbang
JAWAB :
·
Strategi
usaha minimum-kritis
Dalam strategi ini, Harvey Leibenstein berpendapat bahwa sebagian
besar negara sedang berkembang (NSB) dicekam oleh lingkaran setan kemiskinan
yang membuat mereka berada pada tingkat keseimbangan pendapatan perkapita yang
rendah. Adapun solusi dari hal ini adalah dengan melakukan suatu upaya minimum
kritis tertentu yang akan menaikkan pendapatan perkapita yang rendah.
Dalam tahap transisi dari keadaan keterbelakangan kekeadaan yang
lebih maju, diperlukan suatu kondisi dimana suatu perekonomian harus mendapatkan
rangsangan pertumbuhan yang lebih besar diatas batas minimum kritis tertentu
untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang yang mantap (steady economic growth).
Menurut leibstein, ekonomi tunduk pada dua hal yaitu hambatan dan
rangsangan. Hambatan dapat menurunkan pendapatan sedangkan rangsangan dapat
meningkatan pendapatan. Sehingga suatu negara menjadi terbelakang disebabkan
oleh tingkat hambatan yang lebih besar dibanding tingkat rangsangan. Agar upaya
minimum kritis tercapai maka faktor-faktor yang menyebabkan pendapatan
perkapita naik harus mendapat rangsangan yang kuat dibanding faktor-faktor yang
dapat menurunkan pendapatan perkapita sehingga ekonomi akan berada pada garis
pembangunan.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pendapatan perkapita
Pertumbuhan
penduduk merupakan fungsi dari laju pertumbuhan pendapatan perkapita. Laju pertumbuhan
penduduk berkaitan erat dengan berbagai tahap pembangunan ekonomi. Di samping pertumbuhan pencuduk, ada juga
faktor lain yang memerlukan pelaksanaan upaya minimum kritis. Faktor tersebut adalah skala disekonomis internal
akibat tak dapat dibaginya faktor produksi, disekonomis eksternal akibat
adanya ketergantungan eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan yang ada di NSB.
·
Strategi
pembangunan seimbang
Strategi pembangunan seimbang dapat diartikan sebagai pembangunan
berbagai jenis industri secara bersamaan (simultaneous) sehingga industri
tersebut saling menciptakan pasar bagi yang lain. Singkatnya, teori pembangunan
seimbang ini mengharuskan adanya pembangunan yang serentak dan harmonis
diberbagai sektor ekonomi sehingga semua sektor tumbuh bersama.
Untuk itu diperlukan keseimbangan antara sisi permintaan dan sisi
penawaran. Sisi penawaran memberikan tekanan pada pembangunan serentak dari
semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi meningkatan penawaran barang
contohnya sumberdaya energi, pertanian, transportasi dan lain-lain.
Sebaliknya, sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan
kesempatan kerja yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar permintaan
barang dan jasa dapat tumbuh contohnya industri barang konsumen khususnya
produk pertanian dan industri manufaktur. Jika semua industri dibangun secara
serentak maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan sangat besar. Dengan ini
maka tercipta permintaan barang-barang dari masing-masing industri satu sama
lain dan semua barang akan habis terjual.
Pembangunan seimbang ini biasanya dilaksanakan dengan maksud
menjaga agar tidak menhadapi hambatan-hambatan dalam :
1.
Memperoleh
bahan baku, tenaga ahli, sumber daya energi (air dan listrik), fasilitas untuk
mengangkut hasil produksi kepasar.
2.
Memperoleh
pasar untuk barang-barang yang telah dan akan diproduksikan
Jika kita akan melaksanakan
pembangunan seimbang, maka tingkat investasi yang harus dilakukan, besarnya
harus jauh melebihi tingkat investasi yang dilakukan sebelumnya. Oleh karena
itu, strategi pembagunan seimbang ini oleh sebagian ekonom disebut pula teori
dorongan besar-besaran (BIG PUSH THEORY)
Menurut Rosenstein-Rodan
:
Kedua orang ini
beranggapan bahwa melakukan industrialisasi didaerah yang kurang berkembang
merupakan cara yang tepat untuk menciptakan pembagian pendapatan yang lebih
merata didunia dan untuk meningkatan pendapatan didaerah semacam itu agar lebih
cepat dibanding didaerah yang lebih kaya. Dalam upaya untuk melaksanakan
program tersebut, berbagai industri haruslah dibangun secara berbarengan.
Menurut Nurkse
:
Dalam analisisnya, ia menekankan
bahwa pembangunan ekonomi bukan saja mengalami kesukaran dalam mendapatkan modal yang dibutuhkan, tetapi
juga dalam mendapatkan pasar bagi barang-barang industri yang
akan dikembangkan.
Nurkse mengatakan bahwa investasi sangat
rendah karena kecilnya daya beli masyarakat, sedangkan rendahnya
daya beli itu disebabkan oleh rendahnya pendapatan rill
masyarakat. Rendahnya pendapatan nil masyarakat ini disebabkan oieh
rendahnya produktivitas.
·
Kritik terhadap strategi
pembangunan seimbang
Singer
mengkritik pandangan yang menekankan tentang perlunya menciptakan pembangunan
yang berbarengan pada berbagai industri (rosenstein-rodan dan nurkse). Ia
mengatakan bahwa teori pembangunan seimbang tidak menyadari masalah utama yang
dihadapi negara-negara yang sedang berkembang yaitu KEKURANGAN SUMBERDAYA .
Kritik
utama singer tehadap teori pembanguna seimbang adalah mengenai corak program
pembangunan yang harus dilaksnakan diberbagai industri dan sektor. Menurut
singer, hal tersebut sangat sulit dilakukan oleh NSB yang biasanya mempunyai
sumberdaya yang terbatas.
Hirscham berpendapat bahwa
hambatan-hambatan terhadap pembangunan terutama industralisasi tidaklah serius
seperti yang sering dikemukakan orang, termasuk orang yang mencetuskan
pandangan tentang perlunya pembangunan seimbang. Hirschman juga mengatakan
bahwa ia tidak yakin NSB sanggup melaksanakan program pembangunan
yang demikian tanpa adanya bantuan dari luar, karena pelaksanaan
pembangunan memerlukan tenaga-tenaga ahli yang besar
sekali jumlahnya, yang notabene sangat terbatas sekali jumlahnya di
NSB. Berkaitan dengan hal itu Hirschman mengatakan bahwa jika suatu negara sudah mampu untuk melaksanakan doktrin
pembangunan seimbang, maka negara itu sudah bukan NSB lagi.
·
Strategi pembangunan tak seimbang
Pada
kritik pembangunan seimbang telah dikatakan bahwa dinegara sedang bekembang
terdapat beberapa halangan diantaranya kekurangan sumberdaya serta modal atau
faktor pendanaan.
Persoalan pokok yang
dianalisis Hirschman dalam teori pembangunan tak seimbang adalah bagaimana
caranya untuk menentukan proyek yang harus didahulukan pembangunannya, dimana
proyek-proyek tersebut memerlukan modal dan sumberdaya lainnya melebihi modal
dan sumber daya yang tersedia, agar
penggunaan berbagai sumberdaya yang tersedia tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang
maksimal.
Cara pengalokasian sumberdaya tersebut
dibedakan menjadi dua yaitu:
1.
Cara pilihan pengganti
(substitution choices)
Suatu cara pemilihan proyek yang bertujuan
untuk menentukan apakah proyek A atau proyek B yang harus dilaksanakan.
2.
Cara pilihan penundaan
(postponement choices)
Suatu cara pemilihan yang menentukan urutan proyek yang
akan dilaksanakan yaitu menentukan apakah proyek A atau proyek B yang harus
didahulukan.
Hirschman ternyata lebih memusatkan analisisnya
pada cara yang kedua yaitu pilihan penundaan. Inti analisis Hirschman adalah
penentuan prioritas dari proyek-proyek yang akan dilaksanakan haruslah ditentukan
atas dasar penilaian tingkat kemampuan dari proyek tersebut dalam mendorong
pengembangan proyek-proyek lainnya. Dengan kata lain, pembangunan tidak
seimbang bertujuan untuk menentukan jenis proyek-proyek yang harus dibangun
terlebih dahulu untuk menjamin terciptanya pembangunan yang maksimal diwaktu
yang akan datang.
REFERENSI