BUDAYA ORGANISASI
· KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah
seseorang myang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain sehingga
mereka mengikuti kemauannya. Dalam kehidupan masyarakat dikenal bentuk-bentuk
kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :
1.
Kepemimpinan Kharismatik, yaitu
kepemimpinan yang ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang memiliki
kharisma (kelebihan), yaitu semacam daya tertentu yang memberi pesona kepada
mayarakat, sehingga masyarakat mengakuinya sebagai pemimpin.
2.
Kepemimpinan Tradisional, yaitu
kepemimpinan yang ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan
pada ikatan primordial, seperti ikatan keluarga/keturunan, kedaerahan, agama,
dan kesukuan.
3.
Kepemimpinan Rasional, yaitu
kepemimpinan yang ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan pada
kemapuan dan kecakapan yang dimilikinya.
4.
Kepemimpinan Islam
Dalam Surat
An-Nisa ayat 59 :
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ÍöDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# 4 y7Ï9ºs ×öyz ß`|¡ômr&ur ¸xÍrù's? ÇÎÒÈ
59. Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil
amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih
utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Rasulullah SAW, adalah tauladan bagi umat dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam hal kepemimpinan ini beliau adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna dimana kepentingan umat adalah prioritas bagi beliau. Maka sangatlah tepat apabila kita sangat mengidealkan visi dan model kepemimpinan Muhammad SAW (sang revolusioner yang legendaris, manusia mulia kekasih Allah SWT).
Eggi (2003:12)
yang merupakan seorang eksponen generasi muda, mengatakan secara tajam bahwa
dalam sejarah umat manusia belum satupun dapat terwujud sosok pemimpin sehebat
kepemimpinan Rasulullah SAW, iapun melontarkan sejumlah kriteria persyaratan
yang harus ada dalam sosok seorang pemimpin, dari apa yang berusaha ia selami
dari keteladanan kepemimpinan Rasulullah SAW, yaitu:
1.
Pemimpin harus dekat dengan tuhan dan konsisten memperjuangkan
nilai-nilai dan ajaran Tuhan yang baik dan luhur.
2.
Pemimpin haruslah seorang yang ikhlas (nothing to loose), tanpa mengharap
pamrih kecuali untuk beribadah pada Tuhan melalui pengabdiannya kepada rakyat.
3.
Pemimpin harus sosok yang jujur dan adil. Dan khalifah umar bin khaththab
merupakan contoh pemimpin yang mampu membedakan mana kpentingan pribadi dan
mana kepentingan Negara.
4.
Pemimpin harus mencintai rakyat dan mendahulukan kepentingannya diatas
kepentingan diri keluarga dan golongannya.
Nampaknya,
empat kriteria tersebut masih sangat jauh dari harapan apabila kita melihat
kembali pada realitas yang menindas saat ini.kepemimpinan dijadikan alat untuk
mengeksploitasi rakyat. Padahal Islam memandang kepemimpinan sebagai sebuah
beban (taklif) dan amanah, sehingga orang yang diberikan amanah kepemimpinan,
dia harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Karena pemimpin adalah
khadimul ummah (pelayan masyarakat).
Oleh karena
itu, (Hilal: 2005) Sayid al-Wakil mengemukakan pendapatnya, bahwa: seorang
pemimpin harus memiliki sekurang-kurangnya lima syarat, yaitu:
1.
Muslim
2.
Berilmu
3.
Adil
4.
Memiliki kemampuan memimpin (skill
kepemimpinan)
5.
Sehat jasmani sehingga dapat melaksanakan
tugas-tugasnya
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
keberhasilan kepemimpinan Rosulullah s.a.w. yang sesungguhnya juga menjadi
dasar dari karakter kepemimpinan dalam berbagai teori. Antara lain adalah:
Akidah (iman) yang kuat
Akidah atau iman (faith) yang kuat
merupakan karakteristik yang paling pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin,
sebab akidah yang kuat ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam
kepemimpinannya.
Rosululllah s.a.w. dalam haditsnya menjelaskan
apa hakekat iman itu:
Dari Ali bin Abi Thalib berkata: bersabda
Rosulullah s.a.w.: “iman adalah pengkuan (pembenaran) dengan hati, pengucapan
dengan lisan (lidah), dan (dibuktikan dengan) tindakan anggota tubuh”.(Hadits Riwayat
Ibnu Majah)
Amanah
Amanah (trust) berarti kepercayaan. Kalau seseorang diberi amanah menjadi pemimpin, maka artinya dia dianggap jujur dan dapat dipercaya untuk memimpin. Soal sifat amanah ini mendapat tekanan kuat dalam kepemimpinan ala Islam. Seorang pemimpin yang tidak amanah, menyalahgunakan kekuasaannya tidak untuk kepentingan agama dan umat, dipastikan akan mendapat kehancuran. Rosulullah s.a.w. bersabda: Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rosulullah s.a.w.: “Apabila amanah sudah diabaikan, maka tunggulah masa kehancurannya”. (Abu Hurairah r.a. ) bertanya: “Apa yang dimaksud pengabaiannya wahai Rosulullah?” Beliau menjawab: “Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”.
Tanggung jawab
Kepemimpinan bukan hanya dilihat dari
pencapaian prestasi terukur seorang pemimpin, tetapi juga dilihat dari tatacara
bagaimana prestasi itu dapat diraih. Kemudian akan ditimbang kadar kejujuran
pencapaiannya dalam pertanggungjawaban vertikal yang melibatkan Allah SWT.Dalam
haditsnya yang sangat populer, Rosulullah s.a.w bersabda:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwasannya Rosulullah
s.a.w. bersabda: “Setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya, Imam adalah pemimpin dan akan
dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya, suami adalah pemimpin
dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang
dipimpinnya, isteri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya dan pembantu terhadap harta
majikannya adalah pemimpin dan akan dimintai petanggngjawaban terhadap yang
dipimpinnya”. (Hadits Riwayat Bukhari).
Adil
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8 Allah
SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu
jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi
dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih
dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Akhlak mulia
Berakhlak mulia (behave etichally)
merupakan keharusan bagi seorang pemimpin, sebab kepemimpinan bukan hanya
berkaitan dengan kemampuan manajerial melainkan juga terkait dengan
keteladanan. Selain itu akhlak mulia pemimpin akan menaikkan martabat,
kewibawaan dan prestisenya, tetapi juga akan ikut mewarnai cara dia bersikap
dan memperlakukan anggota dan orang lain. Rasulullah s.a.w. bersabda: Dari
Abi Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rosulullah s.a.w.: “Saya diutus hanyalah
untuk menyempurnakan akhlak yang baik (mulia)”. (Hadits Riwayat Imam
Ahmad).
Rosulullah s.a.w. juga menyatakan: Dari
Aisyah r.a. berkata: Bersabda Rosulullah s.a.w.: “Sesungguhnya diantara
orang-orang beriman yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya”. (Hadits Riwayat Tirmidzi)
Selain karakter-karakter diatas dan bebberapa karakter mulia lainnya yang dimiliki Rosulullah sehingga menjadikan beliau pemimpin yang agung, yang sepatutnya kita contoh bila ingin menjadi pemmpin yang baik sebagaimana beliau. Terdapat pula beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu: (1) mengambil keputusan dengan tepat, (2) mensinergikan seluruh kemampuan anggota team, (3) menyelesaikan konflik dalam kelompok sekaligus mengelolanya menjadi sumber energi, dan terakhir (4) menerapkan pola berfikir menang-menang guna mencapai hasil yang terbaik.
·
LINGKUNGAN
Tidak
bisa ditampikkan bahwa kehadiran perusahaan pada suatu daerah akan membawa
angin segar bagi perkembangan daerah tersebut. Harapan akan peningkatan taraf
hidup menjadi harapan penduduk sebagai dampak kehadiran perusahaan. Baik
terkena dampaknya secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga peran
perusahaan dirasa memiliki peranan yang cukup tinggi terhadap perkembangan
daerah dalam segi ekonomi dan sosial.
Tapi
juga tidak dapat dipungkiri dampak negatifnya terhadap daerah. Contohnya
perusahaan-perusahaan tambang yang melakukan eksploitasi seperti di Kalimantan,
Sumatra, Irian Jaya dan lainnya. Tidak terbayangkan oleh kita dampak ke depan
yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut jika sudah tidak beroperasi lagi.
Dampak ekonomi, sosial maupun lingkungan yang terkena imbasnya secara langsung
akibat operasional pertambangan. Entah bagaimana bentuk medan hasil
operasional pertambangan mereka. Kawasan yang dulunya dipenuhi pepohonan kini
musnah, hanya tinggal hamparan tanah kosong yang tandus. Gunung-gunung yang
pernah berdiri dengan kokoh kini hanya sebuah lubang laksana lautan yang kering
tak terisi air, tunduk di bawah alat-alat berat yang menggerogoti tubuhnya
dengan cakarnya yang besar dan tajam, diinjak-injak mobil-mobil pengangkut
mineral-mineral hasil bumi.
Mungkin
bayangan seperti itu jarang terlintas dalam benak mereka yang merasakan dampak
kehadiran perusahaan, atau lebih sedihnya lagi jika tidak pernah terpikirkan
oleh mereka walau sedetik pun. Karena dibungkam uang yang mengisi kocek mereka
setiap bulan, barang-barang mewah yang kini mengisi rumah mereka dan pakaian
yang menghiasi tubuh mereka yang dulunya lusuh.
Sesungguhnya,
hal-hal negatif yang akan terjadi akibat operasional pertambangan dapat diminimalisir
sedini mungkin jika ada antisipasi dari awal. Hendaknya pemerintah daerah
maupun organisasi masyarakat dapat menekan perusahaan agar melaksanakan
pengelolaan dan pengendalian lingkungan yang baik dan ikut melakukan pengawasan
serta evaluasi. Sehingga ada lingkungan baru sebagai pengganti lingkungan yang
terkena dampak eksploitasi. Walaupun hal ini tidak dapat menggantikan kondisi
awal, tapi setidaknya hal yang nampak kecil ini dapat menjadi awal terbentuknya
kesadaran terhadap lingkungan demi masa depan kita.
·
KESEPADANAN/PENYAMARATAAN
-
Harga
Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar.
Untuk menyatakan harga sesuatu barang digunakan satuan uang. Dengan demikian
pengertian Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang.
Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi
sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan
yang menyebabkan adanya penawaran adalah factor kelangkaan atau kejarangan.
Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan
di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka. Sesuai dengan
istilahnya, disebut hanya keseimbangan sebab pada harga tersebut akan terjadi
keseimbangan antara jumlah barang yang diminta (dibeli) dengan barang yang
ditawarkan (dijual). Hanya keseimbangan itu terjadi karena adanya interaksi
antara pembeli dengan mengadakan permintaan dan penjual dengan mengadakan
penawaran di pasar.
-
Produk
Produk adalah
segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau
kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud,
jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang
baru saja disebutkan.
Siswanto Sutojo
mengemukakan bahwa (2005:78)ada beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan
perusahaan dalam menyusun strategi produk mereka. Faktor
pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan
sebelumnya. Adapun faktor kedua adalah pengertian tentng hakekat produk di mata
pembeli. Faktor ketiga adalah strategi produk pada tingkat kombinasi produk
secara individual, pada tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk
secara keseluruhan. Adapun faktor keempat adalah titik berat strategi pemasaran
pada tiap tahap siklus kehidupan produk.
Berdasarkan
fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level. Level pertama adalah core
product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar konsumen untuk
membelinya. Contoh sederhana dari core product adalah pakaian, fungsinya
dasarnya untuk melindungi tubuh manusia. Actual product adalah fitur-fitur yang
ada pada produk untuk menambah nilainya. Misal desain yang menarik, nama merk,
dan kemasan. Augmented product adalah tambahan manfaat-manfaat yang tidak
terpikirkan oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka, seperti
garansi.
Produk juga
digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli barang secara umum. Produk yang
dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sendiri disebut consumer product. Produk
yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan organisasi atau bisnisnya disebut
business atau industria product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk
yang dibeli untuk dijual lagi.
Consumer product
dibedakan menjadi empat yaitu : convinience product,shopping product, dan
specialty product. Convinience product adalah produk yang sering dibeli
langsung, harganya rendah, biasanya kegiatan promosi dilakukan melalui mass
advertising. Shopping product adalah produk sekunder yang harganya lebih mahal
daripada convenience product. Produk jenis ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan
sekunder manusia. Dalam proses pembeliannya, orang memerlukan waktu untuk
membandingkan baik dengan cara survey maupun tes. Unsought product adalah
produk yang sering tidak terpikir untuk dibeli konsumen, contohnya asuransi,
tanah kuburan, dan ensiklopedi.
-
Nilai
Barang-barang yang
memiliki kegunaan pasti akan dianggap bernilai atau berharga oleh manusia,
bahkan manusia rela mengeluarkan pengorbanan untuk memperolehnya. Nilai
merupakan arti yang diberikan manusia terhadap suatu barang atau jasa. Suatu
barang memiliki nilai karena barang dan jasa tersebut mampu memenuhi kebutuhan
manusia, jumlahnya terbatas atau langka, dan dapat dimiliki serta ditukarkan
dengan barang lain.
Macam-macam nilai barang:
a. Nilai pakai, merupakan kemampuan untuk dipakai
dalam memenuhi kebutuhan hidup. Contohnya, sebuah rumah dapat dipakai sebagai
tempat berlindung dari hujan dan cuaca buruk. Ini berarti rumah tersebut
mempunyai nilai pakai bagi manusia. Nilai pakai terdiri atas dua jenis, yaitu
sebagai berikut:
1. nilai pakai subjektif, merupakan nilai yang
diberikan seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya. Penilaian orang terhadap manfaat suatu barang dapat
berbeda-beda. Bagi seorang penulis buku, komputer memiliki nilai subjektif yang
lebih tinggi daripada bagi seorang nelayan. Sebaliknya, perahu memiliki nilai
subjektif yang lebih tinggi bagi nelayan tersebut. Dengan demikian, nilai pakai
subjektif dipengaruhi oleh intensitas penggunaan suatu barang oleh seseorang.
2. nilai pakai objektif, merupakan kemampuan
suatu barang dalam memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Penilaian suatu
barang diberikan oleh manusia atau banyak orang. Contohnya, bagi semua manusia,
makanan dan minuman memiliki kemampuan untuk menghilangkan lapar dan haus.
b. Nilai tukar, merupakan kemampuan suatu barang untuk ditukarkan dengan uang atau dengan barang lain. Nilai tukar terdiri atas sebagai berikut:
1. nilai tukar subjektif, merupakan nilai tukar
suatu barang dilihat dari sudut pandang pemiliknya atau orang yang menukarkan
barang tersebut. Nilai tukar subjektif bersifat individual, artinya berbeda
antara satu orang dengan orang yang lain. Misalnya, seorang fotografer tidak
mau menukar kameranya dengan ponsel berkamera, meskipun bagi banyak orang,
kedua benda tersebut memiliki fungsi yang sama.
2. nilai tukar objektif, merupakan nilai tukar
barang yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, nilai tukar dilihat dari
sudut pandang barang itu sendiri. Misalnya jasa seorang petani penggarap sawah
ditukar dengan sepertiga hasil panenan sawah tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar