Sabtu, 11 Mei 2013

ETIKA BISNIS SYARIAH ( I )


BUDAYA ORGANISASI

·         KEPEMIMPINAN
Pemimpin adalah seseorang myang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain sehingga mereka mengikuti kemauannya. Dalam kehidupan masyarakat dikenal bentuk-bentuk kepemimpinan, yaitu sebagai berikut :
1.      Kepemimpinan Kharismatik, yaitu kepemimpinan yang ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang memiliki kharisma (kelebihan), yaitu semacam daya tertentu yang memberi pesona kepada mayarakat, sehingga masyarakat mengakuinya sebagai pemimpin.
2.      Kepemimpinan Tradisional, yaitu kepemimpinan yang ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan pada ikatan primordial, seperti ikatan keluarga/keturunan, kedaerahan, agama, dan kesukuan.
3.      Kepemimpinan Rasional,  yaitu kepemimpinan yang ditandai dengan penampilan seorang tokoh yang didasarkan pada kemapuan dan kecakapan yang dimilikinya.
4.      Kepemimpinan Islam
Dalam Surat An-Nisa ayat 59 :

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãYtB#uä (#qãèÏÛr& ©!$# (#qãèÏÛr&ur tAqߧ9$# Í<'ré&ur ͐öDF{$# óOä3ZÏB ( bÎ*sù ÷Läêôãt»uZs? Îû &äóÓx« çnrŠãsù n<Î) «!$# ÉAqߧ9$#ur bÎ) ÷LäêYä. tbqãZÏB÷sè? «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# 4 y7Ï9ºsŒ ׎öyz ß`|¡ômr&ur ¸xƒÍrù's? ÇÎÒÈ
59.  Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Rasulullah SAW, adalah tauladan bagi umat dalam segala aspek kehidupan, khususnya dalam hal kepemimpinan ini beliau adalah sosok yang mencontohkan kepemimpinan paripurna dimana kepentingan umat adalah prioritas bagi beliau. Maka sangatlah tepat apabila kita sangat mengidealkan visi dan model kepemimpinan Muhammad SAW (sang revolusioner yang legendaris, manusia mulia kekasih Allah SWT).
Eggi (2003:12) yang merupakan seorang eksponen generasi muda, mengatakan secara tajam bahwa dalam sejarah umat manusia belum satupun dapat terwujud sosok pemimpin sehebat kepemimpinan Rasulullah SAW, iapun melontarkan sejumlah kriteria persyaratan yang harus ada dalam sosok seorang pemimpin, dari apa yang berusaha ia selami dari keteladanan kepemimpinan Rasulullah SAW, yaitu:
1.    Pemimpin harus dekat dengan tuhan dan konsisten memperjuangkan nilai-nilai dan ajaran Tuhan yang baik dan luhur.
2.    Pemimpin haruslah seorang yang ikhlas (nothing to loose), tanpa mengharap pamrih kecuali untuk beribadah pada Tuhan melalui pengabdiannya kepada rakyat.
3.    Pemimpin harus sosok yang jujur dan adil. Dan khalifah umar bin khaththab merupakan contoh pemimpin yang mampu membedakan mana kpentingan pribadi dan mana kepentingan Negara.
4.    Pemimpin harus mencintai rakyat dan mendahulukan kepentingannya diatas kepentingan diri keluarga dan golongannya.

Nampaknya, empat kriteria tersebut masih sangat jauh dari harapan apabila kita melihat kembali pada realitas yang menindas saat ini.kepemimpinan dijadikan alat untuk mengeksploitasi rakyat. Padahal Islam memandang kepemimpinan sebagai sebuah beban (taklif) dan amanah, sehingga orang yang diberikan amanah kepemimpinan, dia harus mengedepankan pelayanan kepada masyarakat. Karena pemimpin adalah khadimul ummah (pelayan masyarakat). 
Oleh karena itu, (Hilal: 2005) Sayid al-Wakil mengemukakan pendapatnya, bahwa: seorang pemimpin harus memiliki sekurang-kurangnya lima syarat, yaitu:
1.      Muslim
2.      Berilmu
3.      Adil
4.      Memiliki kemampuan memimpin (skill kepemimpinan)
5.      Sehat jasmani sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya

Ada beberapa faktor yang menyebabkan keberhasilan kepemimpinan Rosulullah s.a.w. yang sesungguhnya juga menjadi dasar dari karakter kepemimpinan dalam berbagai teori. Antara lain adalah:
Akidah (iman) yang kuat
Akidah atau iman (faith) yang kuat merupakan karakteristik yang paling pokok yang harus dimiliki seorang pemimpin, sebab akidah yang kuat ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kepemimpinannya.
Rosululllah s.a.w. dalam haditsnya menjelaskan apa hakekat iman itu:
Dari Ali bin Abi Thalib berkata: bersabda Rosulullah s.a.w.: “iman adalah pengkuan (pembenaran) dengan hati, pengucapan dengan lisan (lidah), dan (dibuktikan dengan) tindakan anggota tubuh”.(Hadits Riwayat Ibnu Majah)

Amanah
Amanah (trust) berarti kepercayaan. Kalau seseorang diberi amanah menjadi pemimpin, maka artinya dia dianggap jujur dan dapat dipercaya untuk memimpin. Soal sifat amanah ini mendapat tekanan kuat dalam kepemimpinan ala Islam. Seorang pemimpin yang tidak amanah, menyalahgunakan kekuasaannya tidak untuk kepentingan agama dan umat, dipastikan akan mendapat kehancuran. Rosulullah s.a.w. bersabda: Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rosulullah s.a.w.: “Apabila amanah sudah diabaikan, maka tunggulah masa kehancurannya”. (Abu Hurairah r.a. ) bertanya: “Apa yang dimaksud pengabaiannya wahai Rosulullah?” Beliau menjawab: “Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah masa kehancurannya”.

Tanggung jawab 
Kepemimpinan bukan hanya dilihat dari pencapaian prestasi terukur seorang pemimpin, tetapi juga dilihat dari tatacara bagaimana prestasi itu dapat diraih. Kemudian akan ditimbang kadar kejujuran pencapaiannya dalam pertanggungjawaban vertikal yang melibatkan Allah SWT.Dalam haditsnya yang sangat populer,  Rosulullah s.a.w bersabda: 
Dari Ibnu Umar r.a. bahwasannya Rosulullah s.a.w. bersabda: “Setiap kamu sekalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya, Imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya, suami adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya, isteri adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya dan pembantu terhadap harta majikannya adalah pemimpin dan akan dimintai petanggngjawaban terhadap yang dipimpinnya”. (Hadits Riwayat Bukhari).

Adil
Dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 8 Allah SWT berfirman:
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Akhlak mulia
Berakhlak mulia (behave etichally) merupakan keharusan bagi seorang pemimpin, sebab kepemimpinan bukan hanya berkaitan dengan kemampuan manajerial melainkan juga terkait dengan keteladanan. Selain itu akhlak mulia pemimpin akan menaikkan martabat, kewibawaan dan prestisenya, tetapi juga akan ikut mewarnai cara dia bersikap dan memperlakukan anggota dan orang lain. Rasulullah s.a.w. bersabda: Dari Abi Hurairah r.a. berkata: Bersabda Rosulullah s.a.w.: “Saya diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang baik (mulia)”. (Hadits Riwayat Imam Ahmad).
Rosulullah s.a.w. juga menyatakan: Dari Aisyah r.a. berkata: Bersabda Rosulullah s.a.w.: “Sesungguhnya diantara orang-orang beriman yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya”. (Hadits Riwayat Tirmidzi)

Selain karakter-karakter diatas dan bebberapa karakter mulia lainnya yang dimiliki Rosulullah sehingga menjadikan beliau pemimpin yang agung, yang sepatutnya kita contoh bila ingin menjadi pemmpin yang baik sebagaimana beliau. Terdapat pula beberapa kemampuan dasar yang harus dimiliki seorang pemimpin, yaitu: (1) mengambil keputusan dengan tepat, (2) mensinergikan seluruh kemampuan anggota team, (3) menyelesaikan konflik dalam kelompok sekaligus mengelolanya menjadi sumber energi, dan terakhir (4) menerapkan pola berfikir menang-menang guna mencapai hasil yang terbaik.

·         LINGKUNGAN
Tidak bisa ditampikkan bahwa kehadiran perusahaan pada suatu daerah akan membawa angin segar bagi perkembangan daerah tersebut. Harapan akan peningkatan taraf hidup menjadi harapan penduduk sebagai dampak kehadiran perusahaan. Baik terkena dampaknya secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga peran perusahaan dirasa memiliki peranan yang cukup tinggi terhadap perkembangan daerah dalam segi ekonomi dan sosial.
Tapi juga tidak dapat dipungkiri dampak negatifnya terhadap daerah. Contohnya perusahaan-perusahaan tambang yang melakukan eksploitasi seperti di Kalimantan, Sumatra, Irian Jaya dan lainnya. Tidak terbayangkan oleh kita dampak ke depan yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut jika sudah tidak beroperasi lagi. Dampak ekonomi, sosial maupun lingkungan yang terkena imbasnya secara langsung akibat operasional pertambangan. Entah bagaimana bentuk medan hasil operasional pertambangan mereka. Kawasan yang dulunya dipenuhi pepohonan kini musnah, hanya tinggal hamparan tanah kosong yang tandus. Gunung-gunung yang pernah berdiri dengan kokoh kini hanya sebuah lubang laksana lautan yang kering tak terisi air, tunduk di bawah alat-alat berat yang menggerogoti tubuhnya dengan cakarnya yang besar dan tajam, diinjak-injak mobil-mobil pengangkut mineral-mineral hasil bumi.
Mungkin bayangan seperti itu jarang terlintas dalam benak mereka yang merasakan dampak kehadiran perusahaan, atau lebih sedihnya lagi jika tidak pernah terpikirkan oleh mereka walau sedetik pun. Karena dibungkam uang yang mengisi kocek mereka setiap bulan, barang-barang mewah yang kini mengisi rumah mereka dan pakaian yang menghiasi tubuh mereka yang dulunya lusuh.
Sesungguhnya, hal-hal negatif yang akan terjadi akibat operasional pertambangan dapat diminimalisir sedini mungkin jika ada antisipasi dari awal. Hendaknya pemerintah daerah maupun organisasi masyarakat dapat menekan perusahaan agar melaksanakan pengelolaan dan pengendalian lingkungan yang baik dan ikut melakukan pengawasan serta evaluasi. Sehingga ada lingkungan baru sebagai pengganti lingkungan yang terkena dampak eksploitasi. Walaupun hal ini tidak dapat menggantikan kondisi awal, tapi setidaknya hal yang nampak kecil ini dapat menjadi awal terbentuknya kesadaran terhadap lingkungan demi masa depan kita.

·         KESEPADANAN/PENYAMARATAAN
-            Harga
Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga sesuatu barang digunakan satuan uang. Dengan demikian pengertian Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang.
Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran adalah factor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya, disebut hanya keseimbangan sebab pada harga tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah barang yang diminta (dibeli) dengan barang yang ditawarkan (dijual). Hanya keseimbangan itu terjadi karena adanya interaksi antara pembeli dengan mengadakan permintaan dan penjual dengan mengadakan penawaran di pasar.
-          Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan . Segala sesuatu yang termasuk ke dalamnya adalah barang berwujud, jasa, events, tempat, organisasi, ide atau pun kombinasi antara hal-hal yang baru saja disebutkan.
Siswanto Sutojo mengemukakan bahwa (2005:78)ada beberapa faktor penting yang wajib diperhatikan perusahaan dalam menyusun strategi produk mereka. Faktor pertama adalah strategi pemilihan segmen pasar yang pernah mereka tentukan sebelumnya. Adapun faktor kedua adalah pengertian tentng hakekat produk di mata pembeli. Faktor ketiga adalah strategi produk pada tingkat kombinasi produk secara individual, pada tingkat seri produk dan pada tingkat kombinasi produk secara keseluruhan. Adapun faktor keempat adalah titik berat strategi pemasaran pada tiap tahap siklus kehidupan produk.
Berdasarkan fungsinya produk dibedakan menjadi tiga level. Level pertama adalah core product yaitu suatu produk yang fungsinya merupakan alasan dasar konsumen untuk membelinya. Contoh sederhana dari core product adalah pakaian, fungsinya dasarnya untuk melindungi tubuh manusia. Actual product adalah fitur-fitur yang ada pada produk untuk menambah nilainya. Misal desain yang menarik, nama merk, dan kemasan. Augmented product adalah tambahan manfaat-manfaat yang tidak terpikirkan oleh konsumen tapi akan memberi kepuasan bagi mereka, seperti garansi.
Produk juga digolongkan berdasarkan tujuan konsumen membeli barang secara umum. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan sendiri disebut consumer product. Produk yang dibeli oleh konsumen untuk kepentingan organisasi atau bisnisnya disebut business atau industria product. Produk bisnis bisa dikatakan sebagai produk yang dibeli untuk dijual lagi.
Consumer product dibedakan menjadi empat yaitu : convinience product,shopping product, dan specialty product. Convinience product adalah produk yang sering dibeli langsung, harganya rendah, biasanya kegiatan promosi dilakukan melalui mass advertising. Shopping product adalah produk sekunder yang harganya lebih mahal daripada convenience product. Produk jenis ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder manusia. Dalam proses pembeliannya, orang memerlukan waktu untuk membandingkan baik dengan cara survey maupun tes. Unsought product adalah produk yang sering tidak terpikir untuk dibeli konsumen, contohnya asuransi, tanah kuburan, dan ensiklopedi.


-          Nilai
Barang-barang yang memiliki kegunaan pasti akan dianggap bernilai atau berharga oleh manusia, bahkan manusia rela mengeluarkan pengorbanan untuk memperolehnya. Nilai merupakan arti yang diberikan manusia terhadap suatu barang atau jasa. Suatu barang memiliki nilai karena barang dan jasa tersebut mampu memenuhi kebutuhan manusia, jumlahnya terbatas atau langka, dan dapat dimiliki serta ditukarkan dengan barang lain.

Macam-macam nilai barang:
a. Nilai pakai, merupakan kemampuan untuk dipakai dalam memenuhi kebutuhan hidup. Contohnya, sebuah rumah dapat dipakai sebagai tempat berlindung dari hujan dan cuaca buruk. Ini berarti rumah tersebut mempunyai nilai pakai bagi manusia. Nilai pakai terdiri atas dua jenis, yaitu sebagai berikut:
1. nilai pakai subjektif, merupakan nilai yang diberikan seseorang terhadap suatu barang karena barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Penilaian orang terhadap manfaat suatu barang dapat berbeda-beda. Bagi seorang penulis buku, komputer memiliki nilai subjektif yang lebih tinggi daripada bagi seorang nelayan. Sebaliknya, perahu memiliki nilai subjektif yang lebih tinggi bagi nelayan tersebut. Dengan demikian, nilai pakai subjektif dipengaruhi oleh intensitas penggunaan suatu barang oleh seseorang.
2. nilai pakai objektif, merupakan kemampuan suatu barang dalam memenuhi kebutuhan manusia pada umumnya. Penilaian suatu barang diberikan oleh manusia atau banyak orang. Contohnya, bagi semua manusia, makanan dan minuman memiliki kemampuan untuk menghilangkan lapar dan haus.

b. Nilai tukar, merupakan kemampuan suatu barang untuk ditukarkan dengan uang atau dengan barang lain. Nilai tukar terdiri atas sebagai berikut:
1. nilai tukar subjektif, merupakan nilai tukar suatu barang dilihat dari sudut pandang pemiliknya atau orang yang menukarkan barang tersebut. Nilai tukar subjektif bersifat individual, artinya berbeda antara satu orang dengan orang yang lain. Misalnya, seorang fotografer tidak mau menukar kameranya dengan ponsel berkamera, meskipun bagi banyak orang, kedua benda tersebut memiliki fungsi yang sama.
2. nilai tukar objektif, merupakan nilai tukar barang yang berlaku secara umum. Dengan kata lain, nilai tukar dilihat dari sudut pandang barang itu sendiri. Misalnya jasa seorang petani penggarap sawah ditukar dengan sepertiga hasil panenan sawah tersebut.





DAFTAR PUSTAKA








0 komentar:

Posting Komentar